Keberhasilan para alumni sebuah
universitas saat ini menjadi suatu tolak ukur yang sangat diperhatikan para
calon mahasiswa sebelum memilih sebuah universitas. Keberhasilan para alumni
ini menjadi motivasi tersendiri kepada para mahasiswa untuk lebih giat belajar
dan mengikuti jejak para seniornya.
Kualitas para alumni ini menjadi gambaran bagaimana keseriusan universitas tersebut dalam membina
mahasiswanya.
Di Indonesia khususnya terdapat
banyak perguruan tinggi yang dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang
berkualitas tinggi dan diperhitungkan dalam dunia kerja. Mulai dari Universitas
negeri, sebut saja Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung,
Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, dll yang alumninya sangat
dicari para perusahaan. Bersaing dengan Universitas negeri, Universitas swasta
di Indonesia juga tidak ketinggalan dalam hal kualitas alumni yang juga
mempengaruhi peringkat suatu universitas.
Beberapa universitas swasta pada
saat ini mampu bersaing dengan universitas negeri dan masuk dalam peringkat 10
besar universitas terbaik di Indonesia. Salah
satunya adalah Universitas Gunadarma yang merupakan salah satu universitas
swasta terbaik di Indonesia. Universitas Gunadarma beberapa tahun terakhir
selalu menduduki peringkat atas universitas terbaik Indonesia dan lulusannya
yang berkualitas pantas diperhitungkan dalam dunia kerja pada saat ini.
Universitas yang awalnya lahir di kota Depok ini sudah tidak diragukan lagi
kualitas alumninya yang dapat bersaing dengan para pencari kerja lain yang
notabene berasal dari universitas-universitas negeri di Indonesia, khususnya di
daerah ibukota Jakarta. Daerah Jakarta merupakan penyerap tenaga kerja terbesar
di Indonesia. Namun yang dibutuhkan oleh perusahaan tentunya adalah orang-orang
yang berkualitas dan memiliki pengalaman di bidangnya. Oleh karena itu
Universitas Gunadarma dengan giat membina mahasiswanya agar dapat menjadi
manusia berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia kerja.
Saat ini banyak alumni
Universitas Gunadarma yang telah berhasil dalam dunia kerja baik itu bekerja
sebagai pegawai di perusahaan ataupun pegawai pemerintahan. Namun ada juga yang
memilih menjadi wirausaha dan membuka usaha sendiri. Misalnya saja Iim
Rusyamsi, ST, alumnus Teknik Informatika angkatan 1992 yang mrupakan pemilik
situs dokterkomputer.com. Setelah lulus dari Universitas Gunadarma pada tahun
1996 Iim langsung bekerja di sebuah perusahaan Teknologi Informasi sebagai
teknisi Support. Tak lama bekerja di perusahaan itu, ia kemudian pindah ke
perusahaan kontraktor sebagai IT Office yang dijalaninya pada tahun 1997-1999.
Karena ingin mendapatkan tantangan baru, ia kemudian pindah kerja ke perusahaan
asuransi sebagai IT assistant manager dan bekerja di perusahaan itu pada tahun
1993-2003.
Awalnya pada tahun 2003 Iim pun
memulai usahanya mengotak-atik komputer. Pengalamnnya yang didapatkan selagi
menjadi mahasiswa di Universitas Gunadarma kembali diasahnya. Berawal dari
sekedar mengotak-atik komputer sendiri, Iim menjadi dikenal oleh temannya dan
sering dipanggil kemana-mana untuk memperbaiki komputer yang rusak. Sebenarnya
pada tahun 2000, Iim pun sempat membuka usaha komputer namun kemudian bangkrut
karena kurang focus. “saya pun sempat memutuskan untuk keluar dari tempat kerja
untuk menjadi wirausaha sepenuhnya namun ibu melarang” paparnya. Menurut Iim
ibunya masih ragu dengan pilihan Iim berwirausaha. “sebagian keluarga, seperti
ibu saya adalah pegawai negeri. Menurut ibu lebih aman kalau saya tetap menjadi
pegawai” katanya.
Namun rupanya keinginan Iim untuk
menjadi wirausaha tak terbendung lagi. Tahun 2003 saat posisinya sudah mapan
dan bergaji besar, Iim memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya dan memulai
usaha konsultan komputer. Iim memilih menjadi konsultan karena latar belakang
pendidikannya dibidang IT. Iim juga menggandeng rekannya Agus Ali S,ST untuk
mengembangkan usaha ini. “Maka usaha ini sekarang dimiliki saya dan Agus” katanya.
Dari usaha yang dulunya hanya memanfaatkan ruangan kosong di masjid, kini ia
pun bias menyewa 1 lantai di BPPT Building di kawasan Thamrin Jakarta.
Setiap aktivitas yang ia lakukan
ia senantiasa berusaha melihat peluang yang bias dimanfaatkan sebagai lahan
bisnis. Misalnya saja pada tahun 2006 ia ikut dalam proyek management HP
Indonesia. Banyaknya pelanggan HP yang dapatng ke service center membuat Iim
berpikir untuk membuka service center HP.
Selain itu untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses persiapannya
harus dimulai sejak mahasiswa “Mahasiswa harus bias tahu apa yang dibutuhkan
saat ini di bidangnya. Ilmu dari kampus bukan hanya berhenti disitu saja dan
terbatas pada textbook. Tapi cari tahu sebanyak-banyaknya ilmu diluar kampus
dan dunia kerja. Dari sana akan tahu apa yang sesungguhnya yang dibutuhkan di
lapangan sehingga mahasiswa punya bekal yang cukup untuk menjadi apa saja
termasuk wirausaha”paparnya.
Berbeda dengan Iim, Ir. Yudianto
Achmad, MM lebih memilih untuk menjadi senior instruktur untuk PUSDIKLAT BRI.
Alumnus Universitas Gunadarma angkatan 1986 Jurusan Manajemen Informatika ini
mengaku memiliki kenangan yang tidak bias dilupakan saat menjalani pendidikan
di Universitas Gunadarma, demikian juga saat mencari kerja. Setahun kuliah di
Gunadarma Yudianto diterima bekerja sebagai Instruktur Komputer Pendidikan
Komputer Santa Lusia Jakarta, “yang tadinya kuliah nggak serius, kemudian jadi
serius,” jelasnya sambil tertawa. Sejak diterima jadi instruktur komputer, ia
pun mengambil jadwal kuliah sore sebab pagi harinya ia harus bekerja. Setelah
lulus dari STMIK Gunadarma tahun 1991, ia kemudian diterima bekerja sebagai
Senior System Analyst Bank BAPINDO yang dijalaninya sampai tahun 1999. Tahun
1995 ia mengambil strata dua di IPWIJA untuk Manajemen Pemasaran dan lulus
tahun 1997.
Selepas dari BAPINDO tahun 1999
kenyataan hidup teramat pahit harus dijalaninya. Uang hasil kerjanya yang ia
jadikan modal buka usaha habis karena usahanya gagal terus. “beberapa kali
gagal dalam usaha dan modal pun habis menyisakan hutang disana-sini” katanya.
“harta yang pernah didapat satu-persatu dijual”. Tanpa malu Yudianto pun
berkisah bagaimana ia sempat menjadi tukang ojek. Ia mengaku jiwanya sempat
drop karena merasa pendidikan yang ia dapat seperti sia-sia karena berbagai
kegagalan yang harus dihadapinya. Sampai suatu ketika ia membaca lowongan
pekerjaan di sebuah Koran nasional. Saat itu dibutuhkan senior instruktur untuk
PUSDIKLAT BRI. Setelah mengikuti berbagai tes seleksi, Yudianto akhirnya
diterima bekerja di BRI. Pendaftar pada saat itu berjumlah sekitar 700 orang
dan hanya 7 orang yang diterima. Yang mengejutkan dari antara 7 orang tersebut,
6 orang lainnya pernah mengenyam pendidikan di luar negeri. Ia bersyukur
ternyata segala kesulitan yang ia alami merupakan “pembekalan” yang diberikan
Allah. “Maka ketika menjadi instruktur, segala yang pernah saya alami, saya
katakana kepada peserta lpelatihan. Saya membagi pengalaman hidup agar
bermanfat bagi orang lain” tegasnya.
Demikian juga dengan Johnny
Swandi Sjam, SKom., Msi salah satu alumni Universitas Gunadarma yang karirnya
melesat. Karirnya sampai di posisi tertinggi yakni sebagai Direktur Utama PT
Indosat yang selama kepemimpinannya meraih banyak penghargaan dari dalam maupun
luar negeri. Ia bergabung dengan Universitas Gunadarma ketika masih bernama
STMIK Gunadarma. Sejak memulai pendidikan strata satu dari Universitas
Gunadarma, ia tahu kalau lulusan Gunadarma mudah diterima di berbagai
perusahaan karena memiliki skill yang bagus. “Sekarang ini mereka sudah
tersebar di berbagai lembaga negeri dan swasta, dengan keterampilan di bidang
Teknologi Informasi” katanya. Padahal saat pertama kali mengenal komputer ia
merasa bingung. “ini ilmu apa sih” kata Johnny, menirukan komentarnya saat
masih menjadi mahasiswa. “saat itu teknologi memang masih sangat sederhana
sekali” lanjutnya.
Tahun 1998 Johnny menyelesaikan
Strata Satu sebagai Sarjana Manajemen Informatika Universitas Gunadarma dengan
skripsi di bidang Sistem Manajemen Pemasaran. Lalu tahun 2001 ia melanjutkan
studi ke Strata Dua Universitas Indonesia di bidang Administrasi dan Kebijakan
Bisnis-FISIP UI. Lulus dari Strata Satu Universitas Gunadarma, ia menjadi
Asisten Manager Pusat Pelayanan Pemakai Divisi Sistem informasi PT Indosat.Tak
lama kemudian ia sudah menjadi manager Pemasaran dan pengembangan usaha PT
Indosat dan pada tahun 1995 ia menjadi Direktur Niaga PT Sisindosat. Ia
bertanggungjawab dalam bidang Marketing dan Sales Perusahaan.
Pada saat yang bersamaan tahun
1997-1999, ia menjadi direktur operasi PT Intikom yang bertanggungjawab
mengelola anak perusahaan PT Sisindosat yang bergerak di bidang jasa telepon
umum kartu Smart/chip. Hanya sayangnya ketika perusahaan baru didirikan
langsung terkena krisis moneter sehingga tidak mampu beroperasi secara optimal.
Namun karena prestasinya yang bagus tahun 1999-2000 ia menjadi Direktur Utama
PT Sisindosat, anak perusahaan PT Indosat yang bergerak di bidang system
informasi dengan jumlah karyawan 200 orang.
Tahun 2000-2001, ia kembali
ditarik ke Indosat dan menjadi General Manager Divisi Teknologi Informasi dan
Sistem Pengelolaan Informasi PT Indosat. Tak lama berselang tetap pada tahun
yang sama, ia diangkat menjadi Direktur Seluler PT Satelindo yang
bertanggungjawab mengelola bisnis unit seluler. Prestasi yang dicapainya adalah
berhasil melakukan restrukturisasi bisnis unit khususnya di bidang marketing
dan sales dalam jangka waktu 2 bulan saja.
Pengembangan karirnya terus
berlanjut dengan dipercayanya ia menjadi Direktur Utama PT Satelindo dengan
jumlah karyawan 2500 orang. Prestasi yang dicapai adalah berhasil meningkatkan
jumlah pelanggan dari 2 juta menjadi 5 juta pelanggan, meningkatkan net income
dari Rp.800 Milyar menjadi 1,6 Triliun dalam jangka waktu 18 bulan. Ia juga
berhasil menyiapkan merger PT Satelindo ke PT Indosat. Setelah beberapa kali
dipercaya menjabat posisi tertentu pada anak perusahaan Indosat, sejak tahun
2003 karirnya di PT Indosat terus meroket. Disana ia dipercaya menjadi Senior
Vice President Marketing Cellular PT
Indosat serta Senior Vice President Corporate Strategy PT Indosat yang
bertanggungjawab dalam pengembangan strategi dan rencana panjang pengembangan
usaha serta pembinaan anak perusahaan. Setelah itu ia diangkat pula menjadi
Customer Market Director PT Indosat yang bertanggungjawab dalam pengembangan
pemasaran, pelayanan pelanggan, distribusi dan pengembangan produk/ jasa baru
perusahaan bidang seluler.
Pada April 2006 ia diangkat
menjadi Jabodetabek & Corporate Sales Director PT Indosat yang
bertanggungjawab dalam pengembangan pemasaran, pelayanan pelanggan, distribusi
dan pengembangan produk. Sejak Juni 2007 karirnya sampai di posisi tertinggi
sebagai Direktur Utama PT Indosat.
Menurut Johnny karir seseorang
tidak pernah lepas dari satu hal, yakni kemampuan softskill. “Karena itulah
sangat penting bagi mahasiswa untuk memiliki skill tersebut” tegasnya.
Selain dari beberapa tokoh
diatas, masih banyak sekali alumni Universitas Gunadarma yang sekarang telah
sukses dan menjadi tokoh berpengaruh dalam hal perekonomian maupun pemerintahan
di Indonesia. Kisah dari para tokoh tersebut dapat menjadi inspirasi dan
motivasi bagi para mahasiswa untuk dapat lebih giat lagi belajar dan menjadi
orang yang sukses.
Sumber :
http://ugnews.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/alumni1.jpg
1 komentar:
sudah ada yang jadi pejabat negara lom ya
Posting Komentar